gambar ini lebih tertib dari aslinya [http://lensadarbi.blogspot.com/2009_07_01_archive.html] |
Jadi selama
beberapa waktu lalu aku menjemput anak seorang ustadzah di sekolahnya, yang
paling bikin aku bengong itu saat aku datang dari jam yang dijanjikan. Misalnya
si anak keluar pukul 15.20, tapi aku kemarin datang telat sampe di TKP telat 10
menit, ealah dahsyat bener, anak2 SD itu dah pada keluar kelas, semuanya,
betapa bisingnya sekolah, mana motor yang datang sulit masuk, yang keluar apa
lagi. Lapangan dah ga kayak lapangan tuh, dah campur-campur, ada jadi tempat parkir,
ada yang dibuat areal maen bola, ada yang siap-siap mau ekskul, ada yang maen
petak umpet.
Aku makin bengong, mencari di mana
anak yang harus ku jemput, ku liat kearah kelasnya udah tertutup rapat. Sekilas
aku liat anak manis itu lagi main petak umpet dan kejar-kejaran dengan
temannya, aku lega karena dah nemu, tapi karena mereka larinya cepat banget
akhirnya aku kehilangan jejak anak manis itu lagi, padahal di leherku tercekat
mau ngomong “ mba.. ayok pulang, amah (tante) dah datang “.. tapi cuma sampe
kerongkongan, karena dia pergi ga tau kemana, berbaur lagi ke semut-semut itu. Speechless
lagi, ku cari-cari lagi, yang ku jumpai adalah pemandangan mobil antar jemput
yang akan hengkang dari halaman sekolah, mobil merah butut, panjang ukurannya
khas mobil antar jemput lainnya, mengeluarkan asap knalpot yang sangat berasap,
bruum bruum. Mobilnya belum bisa keluar karena gerbang sekolah di sumbat oleh
semut-semut itu, terus adegan di belakang mobil itu dua orang anak sekolah naik
di belakang mobil, sambil loncat-loncat, adegan bajak laut merompak kapal,
karena salah satu awaknya di sekap di dalam mobil. Padahal temannya itu dah
waktunya pulang naik tu mobil, tapi anak-anak lain ga rela, sampe goyang-goyang
tu mobil, si supir berhenti, nampaknya sangat paham dengan adegan ini,
jangan-jangan tiap hari emang terjadi. Wkwkwkwkwk
Balik ke aku yang masih bingung nyari
anak manis. Setelah aku liat dengan tenang satu-satu ku scanning halaman
sekolah, dari anak-anak yang duduk manis, yang lagi jajan, yang lagi main, yang
lagi lari-lari, tapi kali ini aku scanning yang ukuran badannya kecil aja, yang
ga sesuai spesifikasi yang kucari, ku eliminasi. Eh… akhirnya aku menemukan
anak manis itu sudah ga lari-lari lagi, tapi dia lagi duduk di bawah pohon
kecil menunggu jemputannya datang, aku berbunga-bunga karena akhirnya
menemukannya, ibarat nyari jarum diantara tumpukan jerami. Jackpot banget
rasanya. Kekekeke.. aku tepuk pundaknya, aku cuma bisa ketawa terus baru bilang
“pulang yok mb”. Menjemput anak manis itu pulang sekolah emang suatu tantangan
tersendiri, wkwkwk, dulu pernah salah kelas, ato pernah tanya ke guru-gurunya
yang salah tangkap namanya, dan merasa ga familiar, karena aku pernah
desperate, aku akhirnya tanya pada guru-guru,
Aku :
“Bu kelas 2 sudah pulang?”
Guru 1 : “sudah mb,
cari siapa nama anaknya?”
Aku : [panic karena dah
bubar kelasnya padahal dari tadi nyari belum ketemu], “namanya Ruhma bu”
Guru 2 : “ siapa mba namanya?
Rahma?”
Aku : “Ruhma, bu” [wajah
masih cemas]
Guru 1 : “apa? Rahmat?”
Aku : [bengong, pikirku
ini akibat sekolah bising, sepertinya harus agak keras nyebutnya lagi]. “
RUHMA, bu namanya”
Guru 2 : “ siapa mb? Rahman?”
Aku : [lagi-lagi speechless],
“beneran nih bu kelas 2 dah pada bubar?”
Para Guru : “iya mb dah pada bubar, mungkin
namanya salah mba, mungkin bukan yang mb maksud” [ini makin buat aku sebel,
karena tadi diawal para guru itu yakin mau bantu aku, tapi ujung-ujungnya malah
bilang aku salah nama, terus bilang anak kelas 2 gada yang namanya itu, terus
diminta nyari dikeas lain]
Aku : [gumam sendiri],
terus anak manis itu nongol khas anak kecil di belakang ku, narik baju ku, aku
lega. “mb dari mana tadi?”
Anak Manis : “dari aula, karena habis pramuka”..
Adegan mencari-cari dia ada dimana
itu sering terjadi. Anak-anak SD emang dimana-mana dan kapan aja selalu tampak
merdeka ketika waktunya main, istirahat, dan pulang sekolah, membludak seperti
semut-semut berwarna putih merah karena seragam mereka.
0 komentar:
Posting Komentar